Selasa, 09 Februari 2010

10 Pertanyaan Lelaki tentang Wanita yang akan dinikahinya...


Deskripsi dibawah ini mencoba menampakkan kepermukaan hal yang bagi sebagian lelaki adalah deretan pertanyaan yg selalu menggelayut dibenak mereka pada saat memutuskan untuk mulai mencari calon pendamping hidup. Narasi ini tentunya akan ada bias ketika diletakkan dalam konteks –hak pribadi- setiap lelaki dalam menyusun daftar pertanyaan tersebut, mungkin ada yang berjumlah seperti di bawah ini, bahkan ada pula yang menarasikan dengan sederet pertanyaan sesuai dengan apa yang mereka inginkan pada sosok perempuan yang akan menjadi Ibu buat anak-anak mereka nantinya.

1. Apakah benar dia mencintaiku…?

2. Apakah dia selalu menutup auratnya ketika berada diluar rumah…?

3. Mampukah dia memberi contoh yang baik (menunaikan shalat 5 waktu, bertutur kata yang lembut dan sopan, akhlak yang baik dlm bergaul, mengajarkan mereka tentang pengetahuan dan nilai-nilai kebaikan) kepada anak-anaknya ketika saya tak berada dirumah..?

4. Bersediakah dia menjaga kehormatan keluarga nantinya, dengan tidak mengumbar rahasia keluarga yang seharusnya dia simpan…?

5. Bersediakah dia berbuat baik kepada orang tuaku dan menganggap mereka sebagai orang tuanya..?

6. Mampukah dia tetap bertahan disisiku ketika dalam kondisi yg sgt sulit..?

7. Dia akan banyak berperan dan menentukan apa yang terbaik dalam keluarga, bisakah dia tampakkan sikap kedewasaan dan naluri keibuannya untuk memutuskan apa yang terbaik untuk masa depan keluarga…?

8. Ketika dia menggunakan nafkah materi yang kuberikan kepadanya, sebagai haknya, apakah dia mampu memanfaatkannya untuk hal positif, yang lebih baik dari sekedar shopping ataupun membeli kemewahan-kemewahan yang berdampak sistemik menumbuhkan sikap manja anak-anaknya..?

9. Mampukah dia memberikan perhatiannya dan kasih sayangnya ketika aku terbaring lemah dan sakit, tidak mampu mencari nafkah untuknya…?

10. Ketika seminggu berturut-turut isi dompetku hanya Rp. 1.000,- masih bisakah dia memperlihatkan senyumannya yang paling manis, dan menyuguhkan secangkir teh, menyiapkan sarapan pagi, dan mengurus pakaian-pakaian kotorku..?

Pertanyaan-pertanyaan diatas tentunya tidak semuanya ada dibenak setiap lelaki, tapi setidaknya 1 atau 2 pertanyaan pasti pernah muncul di benak lelaki…

“Aku mencintainya, sangat mencintainya,,, Cintaku akan abadi dihati, dan saya yakin jika dia pun mencintaiku dengan keikhlasan dia menjadi Perempuan yang bisa menjawab semua keraguanku”…

Narasi Rindu


Aku mengenalmu bertahun-tahun lalu
sebuah rasa menyeruak hadir mengisi kelam jiwa
pada saat itu, satu harapan bersemi
mungkinkah aku bisa memiliki senyum sederhana itu….?

perjalanan waktu terasa sangat tak berpihak padaku
diantara raga kita terbentang samudera luas
ingin menggapaimu,
membuat lemah jariku terkepang…

sekian lama tanpa kabar, serasa engkau ditelan bumi
kucari dan selalu kutelusuri jejakmu,.. tapak kakimu smakin samar-samar
hingga tiba saat itu, aku menemukanmu dikehidupan yg terasa sgt berbeda..
masih tersisa pancaran kesederhanaan yg dulu membuatku jatuh hati

tercipta sebuah kegamangan dari sikapmu padaku,
responsibility yang terasa meragukan…
mungkinkah aku hanyalah bagian terkecil dikehidupanmu
yang tak sedikitpun bernilai lebih bagimu…..?
sprt setitik buih ditengah ombak samudera hindia..

Kuakui,.. memang kebersamaan kita dulu hanya sekejap
belum mampu mencipta getar-getar rasa dihatimu yg begitu dewasa
namun di sekejap itulah aku merasakan keindahan kuantum..
sebuah mukjizat dari makna rindu sesungguhnya…

sampai detik ini, ketika catatan ini kutulis…
aku masih bertahan dgn rasa itu…
rasa yg sedikitpun tak pernah berubah, sejak pertama ku mengenalmu…

Namun,,,.. disisi lemahku sbg lelaki…
aku juga butuh setitik kepastian..
responsibility yg tak gamang..
bolehkah kuterus bertahan.. menunggumu disini..?

sampai satu saat tiba ketika………… :
Kupinang Engkau Dengan Al-Qur’an dan Tasbih,
Ku Ucap Ijab Dengan Basmalah, dan Ku Kecup Keningmu Dengan Hamdalah

“ Cintaku bukanlah Cinta Biasa, jika kamu yg memiliki,
dan kamu yg temaniku seumur hidupku, terimalah pengakuanku “
( A song by Afghan)

Dia Bagimu, ataukah Aku Bagimu........


Di tepian senja
bersama bias mentari yang tak pernah lelah
nyanyiannya begitu syahdu, tentang buluh perindu
dan kisah di sepenggal masa...

kisah kita....
menerjang pusaran waktu
dan tembok-tembok keangkuhan itu
yg merasa berhak berkisah tentang defenisi 'mencintai'

'mencintai' memang bukanlah tabu
tapi 'dicintai' selalu menyisakan keraguan
ketika 'dicintai' harus terjawab dgn seribu fakta

kisah kita tiba pada anekdot tanpa penjelas
tentang sebuah defenisi yang harus terjawab tuntas,
Dia bagimu adalah 'mencintai'
tapi Aku bagimu adalah 'dicintai'

maafkan bila ku lantang berbisik
tentang defenisi kebersamaan kita

biarlah arus ini mengalir tanpa terbendung ego,
biarlah bintang itu selalu nan gemerlap
karna bulan tak mungkin berpihak
pada pungguk yang selalu berharap

Malam ini aku hanya ingin ditemani sunyi
dan nyanyian jiwa-jiwa yg tersenyum dlm gelisah
karena kesunyian selalu mengajarkan aku
tentang makna sebuah kebersamaan

ditepian senja itu,
menemanimu, menemuinya....
semoga adalah sedeqah
yang tak perlu dengan pahala.....
karena sedeqah adalah bahagia,
tak mesti kompensasi pahala




Dibatas kota Daeng, 15 Juni 2009.