Selasa, 09 Februari 2010

10 Pertanyaan Lelaki tentang Wanita yang akan dinikahinya...


Deskripsi dibawah ini mencoba menampakkan kepermukaan hal yang bagi sebagian lelaki adalah deretan pertanyaan yg selalu menggelayut dibenak mereka pada saat memutuskan untuk mulai mencari calon pendamping hidup. Narasi ini tentunya akan ada bias ketika diletakkan dalam konteks –hak pribadi- setiap lelaki dalam menyusun daftar pertanyaan tersebut, mungkin ada yang berjumlah seperti di bawah ini, bahkan ada pula yang menarasikan dengan sederet pertanyaan sesuai dengan apa yang mereka inginkan pada sosok perempuan yang akan menjadi Ibu buat anak-anak mereka nantinya.

1. Apakah benar dia mencintaiku…?

2. Apakah dia selalu menutup auratnya ketika berada diluar rumah…?

3. Mampukah dia memberi contoh yang baik (menunaikan shalat 5 waktu, bertutur kata yang lembut dan sopan, akhlak yang baik dlm bergaul, mengajarkan mereka tentang pengetahuan dan nilai-nilai kebaikan) kepada anak-anaknya ketika saya tak berada dirumah..?

4. Bersediakah dia menjaga kehormatan keluarga nantinya, dengan tidak mengumbar rahasia keluarga yang seharusnya dia simpan…?

5. Bersediakah dia berbuat baik kepada orang tuaku dan menganggap mereka sebagai orang tuanya..?

6. Mampukah dia tetap bertahan disisiku ketika dalam kondisi yg sgt sulit..?

7. Dia akan banyak berperan dan menentukan apa yang terbaik dalam keluarga, bisakah dia tampakkan sikap kedewasaan dan naluri keibuannya untuk memutuskan apa yang terbaik untuk masa depan keluarga…?

8. Ketika dia menggunakan nafkah materi yang kuberikan kepadanya, sebagai haknya, apakah dia mampu memanfaatkannya untuk hal positif, yang lebih baik dari sekedar shopping ataupun membeli kemewahan-kemewahan yang berdampak sistemik menumbuhkan sikap manja anak-anaknya..?

9. Mampukah dia memberikan perhatiannya dan kasih sayangnya ketika aku terbaring lemah dan sakit, tidak mampu mencari nafkah untuknya…?

10. Ketika seminggu berturut-turut isi dompetku hanya Rp. 1.000,- masih bisakah dia memperlihatkan senyumannya yang paling manis, dan menyuguhkan secangkir teh, menyiapkan sarapan pagi, dan mengurus pakaian-pakaian kotorku..?

Pertanyaan-pertanyaan diatas tentunya tidak semuanya ada dibenak setiap lelaki, tapi setidaknya 1 atau 2 pertanyaan pasti pernah muncul di benak lelaki…

“Aku mencintainya, sangat mencintainya,,, Cintaku akan abadi dihati, dan saya yakin jika dia pun mencintaiku dengan keikhlasan dia menjadi Perempuan yang bisa menjawab semua keraguanku”…

Narasi Rindu


Aku mengenalmu bertahun-tahun lalu
sebuah rasa menyeruak hadir mengisi kelam jiwa
pada saat itu, satu harapan bersemi
mungkinkah aku bisa memiliki senyum sederhana itu….?

perjalanan waktu terasa sangat tak berpihak padaku
diantara raga kita terbentang samudera luas
ingin menggapaimu,
membuat lemah jariku terkepang…

sekian lama tanpa kabar, serasa engkau ditelan bumi
kucari dan selalu kutelusuri jejakmu,.. tapak kakimu smakin samar-samar
hingga tiba saat itu, aku menemukanmu dikehidupan yg terasa sgt berbeda..
masih tersisa pancaran kesederhanaan yg dulu membuatku jatuh hati

tercipta sebuah kegamangan dari sikapmu padaku,
responsibility yang terasa meragukan…
mungkinkah aku hanyalah bagian terkecil dikehidupanmu
yang tak sedikitpun bernilai lebih bagimu…..?
sprt setitik buih ditengah ombak samudera hindia..

Kuakui,.. memang kebersamaan kita dulu hanya sekejap
belum mampu mencipta getar-getar rasa dihatimu yg begitu dewasa
namun di sekejap itulah aku merasakan keindahan kuantum..
sebuah mukjizat dari makna rindu sesungguhnya…

sampai detik ini, ketika catatan ini kutulis…
aku masih bertahan dgn rasa itu…
rasa yg sedikitpun tak pernah berubah, sejak pertama ku mengenalmu…

Namun,,,.. disisi lemahku sbg lelaki…
aku juga butuh setitik kepastian..
responsibility yg tak gamang..
bolehkah kuterus bertahan.. menunggumu disini..?

sampai satu saat tiba ketika………… :
Kupinang Engkau Dengan Al-Qur’an dan Tasbih,
Ku Ucap Ijab Dengan Basmalah, dan Ku Kecup Keningmu Dengan Hamdalah

“ Cintaku bukanlah Cinta Biasa, jika kamu yg memiliki,
dan kamu yg temaniku seumur hidupku, terimalah pengakuanku “
( A song by Afghan)

Dia Bagimu, ataukah Aku Bagimu........


Di tepian senja
bersama bias mentari yang tak pernah lelah
nyanyiannya begitu syahdu, tentang buluh perindu
dan kisah di sepenggal masa...

kisah kita....
menerjang pusaran waktu
dan tembok-tembok keangkuhan itu
yg merasa berhak berkisah tentang defenisi 'mencintai'

'mencintai' memang bukanlah tabu
tapi 'dicintai' selalu menyisakan keraguan
ketika 'dicintai' harus terjawab dgn seribu fakta

kisah kita tiba pada anekdot tanpa penjelas
tentang sebuah defenisi yang harus terjawab tuntas,
Dia bagimu adalah 'mencintai'
tapi Aku bagimu adalah 'dicintai'

maafkan bila ku lantang berbisik
tentang defenisi kebersamaan kita

biarlah arus ini mengalir tanpa terbendung ego,
biarlah bintang itu selalu nan gemerlap
karna bulan tak mungkin berpihak
pada pungguk yang selalu berharap

Malam ini aku hanya ingin ditemani sunyi
dan nyanyian jiwa-jiwa yg tersenyum dlm gelisah
karena kesunyian selalu mengajarkan aku
tentang makna sebuah kebersamaan

ditepian senja itu,
menemanimu, menemuinya....
semoga adalah sedeqah
yang tak perlu dengan pahala.....
karena sedeqah adalah bahagia,
tak mesti kompensasi pahala




Dibatas kota Daeng, 15 Juni 2009.

Rabu, 03 Juni 2009

Sayap-Sayap Harapan (Bag. 1)


Hari itu sangat cerah, sedikit awan tipis menjadi penghalang sinar ultraviolet yang panasnya 31 derajat celcius sehingga tidak langsung menyengat kulit yang tak lagi sawo matang. Telpon genggam Nokia N70 milik Zulkifli berdering nyaring, tertera nama yang sangat akrab baginya (Nur), “kok seharian ini dia udAh 2 kali nelpon, ada apa lagi yah?” gumamnya dalam hati. Bukan perasaan dongkol yang ada namun beribu tanya tentang kepastian dari sebuah ketidakpastian. “Assalamu aalaikum” suara diujung telpon menyapa dengan penuh kehangatan, “Waalaikum salam” jawab zulkifli, “apa kabar kak?, lagi ngapain nih, maaf yah keseringan nelpon, maklum lagi jenuh dirumah”, zulkifli tersenyum tipis “saya jawab satu-satu pertanyaannya yah dik, kabar saya hari ini Alhamdulillah baik seperti tadi terakhir kali kamu nelpon jam 10 pagi, skrg saya lagi terima telpon kamu, ada apa yah dik, hari ini kan baiknya ke mall atau keluar kota menikmati hijaunya hamparan sawah”. , suara nur yang sedikit melemah menimpali, “ maunya sih gitu kak, tapi kak edi selalu saja sibuk, katanya lagi banyak tugas Mahasiswanya yang harus diperiksa dan mesti buat resume untuk mata kuliah besok”. Zulkifli dengan tersenyum mafhum “yah kalo gitu sabar aja dik, yah wong kalo dia sibuk mau apa lagi, namanya aja kerjaan kadang tidak mau kompromi, sekarang mendingan kamu selesaikan aja dulu kerjaan dirumah, mungkin tumpukan pakaian kotor menunggu dicuci, atau lantai rumah yg seminggu penuh debu butuh dibelai dgn kain pel supaya rumahnya kelihatan bersih, mumpung kan hari libur gini, besok pasti kamu udah disibukkan lagi dengan kerjaan kantor nanti till Saturday”. Mendengar jawaban sekaligus nasehat dari Zulkifli, suara Nur yang tadi melemah tiba-tiba berubah sedikit meninggi “kalo soal itu udah ada pembantu yang urus kak, skrg saya butuh teman, butuh orang yang bisa mendengar semua keluh kesahku, problem-problemku, saya jenuh dengan semua rutinitas ini, hidupku seperti robot, senin sampai sabtu hanya berkutat dengan kondisi yang sama, aku jenuh kak, jenuh….sudahlah kak, kamu juga seperti kak edi, tdk pernah bisa memahamiku”. ..tut,tut,tut,.sambungan telpon terputus.

Zulkifli terdiam, kedua matanya tertutup sambil tertunduk dia membayangkan pemilik suara diujung telpon itu overloaded, kesal hingga menutup telpon tanpa pamit terlebih dahulu, perempuan berjilbab yang dikenalnya sangat ceria, optimis, confidence, cerdas dan senyumnya yang manis mampu meruntuhkan logika lelaki, perempuan ini dkenalnya 3 tahun yang lalu, dari sebuah proses yang serta merta tanpa direncanakan, berawal dari saudara sepupunya yang pernah meminjam handphone –tanpa seizin- zulkifli untuk menghubungi perempuan itu, melihat ada nomor yang tak terdaftar di phone book-nya, zulkifli mencoba menghubungi untuk memastikan siapa pemilik nomor tersebut, ternyata seorang perempuan bersuara sofran yang bekerja sebagai lecturer/dosen merangkap kepala bagian pelaporan keuangan di salah satu perguruan tinggi swasta ternama di kota Daeng, kota yang beranjak menuju megapolitan, dengan peradaban yang serba modern.

Perempuan itu telah memasuki usia yang cukup matang untuk ukuran kedewasaan, title dibelakang namanya ada dua, menandakan bahwa dia cukup cerdas dan mapan dari ukuran rata-rata perempuan di kampung yang hanya bisa mengecap pendidikan sampai ketingkat sekolah menengah, setelah itu mereka memasuki jenjang pernikahan karena berbagai macam alasan, ada yang tidak memiliki biaya untuk melanjutkan kuliah di kota (ini motif yang sangat umum dan mayoritas), ada yang karena manut pada keinginan sang ibu yang ingin segera menggendong cucu, ada juga disebabkan oleh desakan ekonomi keluarga yang hanya bisa menanggung kebutuhan sandang pangan untuk dua orang anak. Pikiran zulkifli udah mulai menerawang jauh menembus diktum ranah social yang lebih luas, potret buram sebuah Negara yang income perhari masyarakatnya tak lebih dari 2 dollar perhari, jauh dibawah standar kelayakan hidup yang seharusnya dilevel 25 dollar perhari, sedangkan nilai inflasi tiap tahun merangkak naik hingga mendekati angka 6 %.

Zulkifli memperbaiki posisi duduknya, segelas minuman dingin dihadapannya cukup menggoda untuk diteguk, siang ini cukup panas, ukuran rumah kreditan seluas 8x9 meter persegi sepertinya semakin sumpek dengan semua pikiran-pikiran yang membuncah didadanya. Dirumah tersebut dia tinggal bersama saudara perempuannya yang berstatus PNS disalah satu sekolah menengah di Kota daeng. terkadan muncul keinginan untuk mencari tempat tinggal sendiri, tidak bergantung pada saudaranya yang sudah memiliki keluarga. namun apalah daya, gaji Zulkifli yang hanya sebagai PNS juga masih harus disisipkan untuk kredit motor dan sedikit saving untuk planning meminang sang Gadis pujaanya yang masih belum ia temukan hingga saat ini. Gaya hidup lajang dengan pengeluaran yang kadang tak terkontrol membuat Zulkifli harus merana ketika usia kalender mulai menginjak angka 15 keatas.

Nur, sebuah nama yang indah, berarti Cahaya, memang keindahannya begitu memesona, cantik, cerdas, mapan, jilbabnya selalu berwarna pink, biru dan kadang kuning, sorot matanya teduh dan bening, setiap hari senin dia selalu menolak ajakan makan siang dengan alasan lagi berpuasa. di beberapa moment ketika zulkifli menyempatkan waktu menemani Nur jalan ke mall sekedar untuk melihat terbitan baru buku-buku Islam maupun menengok koleksi tas terbaru D&G. Perempuan berjilbab dengan gaya hidup metropolis, tas yang tiap hari berganti, sepatu bermerek eropa dengan selusin koleksi. busana muslimah yang modis, sangat pas dikenakannya. beberapa kali Zulkifli merasakan aura kelembutan itu tampak orisinil dibalik sikapnya yang tegar dan kesendiriannya yang menyisakan seribu tanda tanya bagi lelaki manapun.

Seperti sebuah hukum aritmatika yang sarat kepastian, kebersamaan itu perlahan menghadirkan getar-getar rasa disanubari terdalam seorang lelaki yang hanya berstatus sebagai teman biasa, tak lebih dari itu, melawan rasa itu bagi Zulkifli adalah perjuangan terberat dalam hidupnya yang kembang kempis. Sebenarnya Nur sudah berstatus “in relationship” dengan seorang lelaki bernama Edi. Lelaki itu cukup tampan, seorang Dosen/lecturer juga di salah satu Perguruan Tinggi ternama di Kota Daeng, karirnya Edi sebagai dosen tentu selalu tak lepas dari kesibukan yang padat, senin sampai jumat di isi mengajar dikampus, sabtu dan minggu di lewatkan dengan mengajar di daerah sebagai “dosen terbang”. cukup padat, sehingga nyaris tak ada waktu untuk mengurusi kepentingan perasaan. status tersebut sudah dijalani Edi dan Nur selama lebih dari 3 tahun, bahkan telah ada ikrar bersama untuk meningkatkan status hubungan ke jenjang pernikahan, namun proses itu masih belum bisa di eksekusi secara cepat dan tepat oleh Edi. Posisi Nur sebagai seorang perempuan tentunya tak ingin menjadi eksekutor, tapi menunggu kenyataan harapan indah tersebut.

Waktu telah menunjukkan pukul 4 sore, Zulkifli tersadar dari ruang hampa petualangan pikirannya mengurai satu persatu sosok seorang Nur dan kesan indah bersamanya. “satu keputusan harus diambil hari ini, dia tdk boleh dibiarkan terpuruk dalam kejenuhannya hari ini, setidaknya cukup untuk hari ini, esok masih ada ruang harapan yang disandarkannya pada Edi, karena Edi adalah pemilik hatinya yang sesungguhnya, bukan saya” gumamnya dalam hati….. perlahan Zulkifli meraih telepon genggamnya, mencari nomor yang tadi menutup telepon dengan rasa kesal, Nur> Calling…. ‘hatiku cuma ada satu sudah untuk mencintaimu, tolong jangan sakiti lagi nanti aku bisa mati’ (suara merdu NSP/nada sambung pribadi, lirik lagu Nindi; cinta Cuma satu, mengalun berulang-ulang) “hallo, Assalamu Alaikum dik” Zulkifli menyapa Nur yang agak lama mengangkat telponnya, “Waalaikum salam kak, mohon maaf tadi kak saya udah kurang sopan langsung mematikan telpon, tadi saya tdk mampu lagi mengontrol emosi saya kak” suara lembut nan syahdu itu kembali seperti semula, sesuai dengan aslinya, Zulkifli dengan nada mafhum menjawab permohonan maaf yang tulus itu “tidak apa-apa dik, saya ngerti, itu biasa aja kok, eh,…gimana kalo sore ini kita jalan ke anjungan pantai losari, kayaknya udah lama kita nggak kesana lagi, lihat pijar warna sunset, saya rindu lihat pantulan Cahaya di riak-riak kecil ombaknya, abis itu kita dinner, gimana mau nggak???”, dengan nada riang dan setengah berteriak, Nur menjawab “mau, mau kak, saya tunggu dirumah yah kak, jemput yah kak, skalian kakak yang minta izin sama bapak”….. “ iya dik, tapi saya shalat ashar dulu,”,…….”siip deh kak, ditunggu yah, Assalamu Alaikum” Nur mengakhiri pembicaraan,..” iya dik, Waalaikumsalam”… Zulkifli menutup telepon dengan menghela nafas panjang…… dalam hati kecilnya dia berucap, “apapun statusmu dik, siapapun pemilik hatimu, saya hanya ingin membahagiakanmu, tak lebih dari itu, setidaknya senyummu telah bisa menenteramkan jiwaku, karena melihat satu bulir air mata saja dipipimu aku tak sanggup, sungguh karena aku menyayangimu lebih dari yang kamu tahu……”…. sayup-sayup dari tetangga sebelah terdengar alunan suara sofran lagu vokalis DERBY : Kurasa getaran jiwa disetiap tatapan matanya, andai kucoba tuk berpaling akankah sanggup kuhadapi kenyataan ini, oohh Tuhan tolonglah aku, janganlah Kau biarkan diriku jatuh cinta kepadanya, sebab andai itu terjadi akan ada hati yang terluka, Tuhan tolonglah diriku,………….

(to be continued)

Makassar, 2 Juni 2009.

Minggu, 31 Mei 2009

Istiqamah pada satu janji...



Kamu.....
Kucoba kumpulkan seluruh tenagaku, bahkan mentalku...
hanya untuk sekedar mengingat senyummu
bukan benci yang aku punya, tapi rindu yang terlarang

Dia.....
begitu lekat menggelayut di pesonamu
memberimu impian yg entah mungkin bisa kamu gapai,
ataukah akhirnya hanya menjadi debu
beterbangan di akhir kisahmu,
bersama dia, mungkin hanyalah sebuah rasa, bukan logika.

Aku....
Baru saja hadir dikehidupanmu
kamu sambut dgn senyum,
potretku buram, goresan masa laluku yg kelam
sayap-sayapku telah layu dihari kemarin
Hanya harapan dan hembusan oksigenku yang tersisa..

Waktu...
takkan mungkin ku persalahkan,
karena terlambat mengenalmu..
di saat ruang hatimu telah terukir indah namanya...

Malam....
Menghembuskan sendu...lirik tentang kesunyian
perih...tersayat oleh pisau rindu yg kau benamkan kemarin dijiwaku
tak mampu aku bangkit, kuterpuruk dlm bayangmu yang semakin memesona

Pesonamu....
adalah candu....yg selalu menghadirkan keinginan tuk memiliki..
walaupun berat terasa mewujudkannya, walau hanya sedetik..
cukup sedetik.....
Aku akan membawamu terbang menyusuri semesta tasbih...
digemerlap bintang, dipusaran cincin saturnus...
di lembah mars Aku akan ungkapkan sebuah Janji...
Janji utk menemanimu sampai Kamu menutup mata....
memapahmu disaat Kamu terbaring lemah dan sakit,
Selalu menjadi orang pertama disaat Kamu membuka mata di pagi harimu...
Yakinlah..........

Di sebuah sudut Toddopuli, 27 May 2009

Sabtu, 09 Mei 2009

Dahsyatnya Pesona Wanita...


Tulisan ini adl sebuah gambaran yg semakin meneguhkan akan ketidak sia2an penciptaan mahkluq. Seperti apa yg telah dinukilkan dalam lembaran-lembaran suci kalam Allah.

Banyak serpihan-serpihan kisah tentang kekuatan atas nama cinta, yang telah ada sejak dimulainya kehidupan ini zaman manusia pertama Adam and Eve. Kisah tentang kekuatan terdahsyat yang dimiliki oleh makhluq Tuhan bernama Wanita, aura dan pesona dari dalam diri mereka yang mampu menggubah banyak hal dikehidupan ini, membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin, bahkan membuat yang mungkin menjadi abstrak, samar dan sirna.

Sebuah kisah cinta yang menggugah, antara seorang pemuda arab bernama Qois, karena cintanya terhadap Laila sehingga ikut wafat diatas pusara laila sambil memeluk batu nisan kekasihnya itu.

Kahlil Gibran, yang dijuluki Sang Nabi dari Lebanon, berhasil menggubah bait-bait syair menjadi sebuah kekuatan yang menyemangati di sepanjang zaman bagi jiwa-jiwa pencinta dalam sebuah Bukunya yang menjadi Best Seller SAYAP-SAYAP PATAH (Al-Ajninah Mutakatsirah). Buku tersebut sebenarnya adalah kumpulan keluh kesah dan tangisan batin seorang Kahlil yang kehilangan Kekasihnya bernama SELMAN AL-KARIMI. yang direnggut oleh Penguasa Arab.

Dan dari Belahan benua Asia, kisah peperangan terdahsyat yang mengorbankan ratusan ribu nyawa, yang diceritakan dalam Kisah Ramayana, Perseteruan antara RAMA dan DASAMUKA memperebutkan CINTA wanita nan ayu dan selembut sutera DEWI SHINTA. hanya karena memperebutkan Cinta wanita itu, kedua Pangeran ini harus mengangkat senjata dan mengorbankan nyawa ratusan ribu rakyatnya.

Dari daratan Eropa, Seorang Raja Prancis Napoleon Bonaparte, yang dijuluki sebagai "Singa Eropa", yang berhasil mempersatukan hampir seluruh Benua Eropa dalam gengaman kekuasaannya, namun ternyata Singa Eropa itu harus tunduk dibawah cinta seorang wanita sederhana dan keibuan MARGARETH YOSEPPIAN

ADOLF HITLER, Pembantai nomer wahid, yang pernah membantai satu juta orang yahudi, yang pernah mengobarkan perang terdahsyat abad 20, ternyata hanyalah seorang laki-laki lemah dan penakut bila berhadapan dengan Istrinya EVA BROWN. bahkan konon kabarnya, hitler pernah ditampar istrinya hanya karena Hitler lupa Ulang Tahun Perkawinan mereka.

Raja Romawi yang sangat Gagah Perkasa, memiliki kekuasaan hampir seluruh Benua Eropa, Afrika dan sebagian Asia, JULIUS CAESAR, karena hasrat ingin memiliki Cinta dan Kecantikan Sang Ratu Mesir CLEOPATRA, rela menyerahkan sebagian Kekuasaanya, dibenci rakyatnya, dikutuk oleh para Leluhur dan Tokoh senat Kerajaan Romawi. Hingga akhirnya Julius Caesar harus turun dari Tahtanya secara Tragis, semuanya disebabkan oleh Rasa Cintanya pada CLEOPATRA.

Dan yang paling terbaru dan bernuansa Lokal.............secara mengejutkan menjadi headline berita disemua media tanah air, Seorang Antazari Azhar, KETUA KPK, Lembaga yang paling ditakuti oleh para Koruptor, disegani oleh Pejabat yang tidak berpikiran jujur, terindikasi terlibat dalam pembunuhan berencana seorang Direktur BUMN, Alm. Nasruddin Zulkarnain, motif pembunuhan tersebut dianggap ada kaitannya dengan Cinta segitiga antara AA, NZ dan Rani Juliani, wanita muda, Cantik, sederhana (karena pekerjaannya sebagai seorang Caddy Lapangan Golf menandakan Rani bukan Wanita yang berasal dari kehidupan berlimpah materi dan Glamour).

Mungkinkah seorang Laki-laki sehebat dan seberani Antazari rela menanggalkan semua apa yang diraihnya selama ini, untuk seorang wanita sederhana seperti RANI...???

Walaupun keterlibatan AA baru sebatas indikasi, yang masih harus dibuktikan secara hukum.

Pesona Wanita memang adalah sesuatu yang 'given', sesuatu yang kodrati, namun disitulah potensi wanita yang bisa diarahkan untuk hal-hal yang positif.

Seperti kata om William Shakespeare "Wanita adalah Makhluq Paling Misterius".

Dan kata sang Bijak : Dibalik kesuksesan seorang Pria, ada wanita terhormat yang menjadi sumber kesuksesan itu.

Keindahannya adalah Surga, namun bisa menjadi petaka....

Makassar, 8 mei 2009

Senin, 27 April 2009

The Hidden Power seorang Perempuan


Ada yang mengatakan bahwa perempuan berpikir dengan perasaannya, karena sel rasa lebih dominan dalam struktur dirinya, ego dan keinginan perempuan terwakili dari aliran air mata yang menetes dipipinya....
sensitifitas selalu lebih awal berbicara ketika perempuan berinteraksi dilingkungannya, seberapa benar argumen ini..???, hanya perempuan yang tahu..

Ada banyak realitas di Bumi ini yang menjadi penjelas akan "the hidden power" dalam diri perempuan : bermula dari kisah HAWA yang mampu meruntuhkan logika ADAM, Sitti Khadijah Istri Nabi yang suci Muhammad SAW yang telah menjadi sumber inspirasi dan motivator perjuangan membangun peradaban manusia yang lebih cemerlang dibawah panji-panji Islam, Mother Theresa simbol perempuan suci yang menginspirasi perdamaian dan perlawanan terhadap penindasan kaum perempuan, keberanian Benazir Bhutto yang dikagumi dan dipuja jutaan rakyat Pakistan, Tangan dingin dan bertenaga seorang Gloria Machapagal Arroyo berhasil mengubah Filipina sehingga disegani dunia Internasional... Bahkan perjuangan para TKW Indonesia sang Pahlawan Devisa, yang nyatanya masih selalu menjadi korban dari arogansi Negara lain memandang posisi Indonesia yang selalu kalah diforum diplomasi antar Negara.

Dan masih banyak lagi variabel penjelas lainnya yang semakin meneguhkan bahwa Perempuan dengan unsur Rasa dominan dalam dirinya telah menunjukkan sebuah kekuatan dahsyat di Bumi ini....

Dan pernahkah kita berpikir bahwa perempuan selama rentetan peristiwa zaman, semakin tergerus dalam arus peradaban... peradaban ini terlalu liar, dan perempuan yang akan menjadi penyelamat sesungguhnya untuk semua untaian generasi... generasi yang diciptakan dari sebuah lingkungan terkecil bernama KELUARGA.... perempuan akan selalu menjadi simbol dari keberhasilan sebuah Generasi..... seperti kata sang bijak : Perempuan adalah Tiang Agama dan Negara.