Selasa, 09 Februari 2010

Narasi Rindu


Aku mengenalmu bertahun-tahun lalu
sebuah rasa menyeruak hadir mengisi kelam jiwa
pada saat itu, satu harapan bersemi
mungkinkah aku bisa memiliki senyum sederhana itu….?

perjalanan waktu terasa sangat tak berpihak padaku
diantara raga kita terbentang samudera luas
ingin menggapaimu,
membuat lemah jariku terkepang…

sekian lama tanpa kabar, serasa engkau ditelan bumi
kucari dan selalu kutelusuri jejakmu,.. tapak kakimu smakin samar-samar
hingga tiba saat itu, aku menemukanmu dikehidupan yg terasa sgt berbeda..
masih tersisa pancaran kesederhanaan yg dulu membuatku jatuh hati

tercipta sebuah kegamangan dari sikapmu padaku,
responsibility yang terasa meragukan…
mungkinkah aku hanyalah bagian terkecil dikehidupanmu
yang tak sedikitpun bernilai lebih bagimu…..?
sprt setitik buih ditengah ombak samudera hindia..

Kuakui,.. memang kebersamaan kita dulu hanya sekejap
belum mampu mencipta getar-getar rasa dihatimu yg begitu dewasa
namun di sekejap itulah aku merasakan keindahan kuantum..
sebuah mukjizat dari makna rindu sesungguhnya…

sampai detik ini, ketika catatan ini kutulis…
aku masih bertahan dgn rasa itu…
rasa yg sedikitpun tak pernah berubah, sejak pertama ku mengenalmu…

Namun,,,.. disisi lemahku sbg lelaki…
aku juga butuh setitik kepastian..
responsibility yg tak gamang..
bolehkah kuterus bertahan.. menunggumu disini..?

sampai satu saat tiba ketika………… :
Kupinang Engkau Dengan Al-Qur’an dan Tasbih,
Ku Ucap Ijab Dengan Basmalah, dan Ku Kecup Keningmu Dengan Hamdalah

“ Cintaku bukanlah Cinta Biasa, jika kamu yg memiliki,
dan kamu yg temaniku seumur hidupku, terimalah pengakuanku “
( A song by Afghan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar