Selasa, 09 Februari 2010

Dia Bagimu, ataukah Aku Bagimu........


Di tepian senja
bersama bias mentari yang tak pernah lelah
nyanyiannya begitu syahdu, tentang buluh perindu
dan kisah di sepenggal masa...

kisah kita....
menerjang pusaran waktu
dan tembok-tembok keangkuhan itu
yg merasa berhak berkisah tentang defenisi 'mencintai'

'mencintai' memang bukanlah tabu
tapi 'dicintai' selalu menyisakan keraguan
ketika 'dicintai' harus terjawab dgn seribu fakta

kisah kita tiba pada anekdot tanpa penjelas
tentang sebuah defenisi yang harus terjawab tuntas,
Dia bagimu adalah 'mencintai'
tapi Aku bagimu adalah 'dicintai'

maafkan bila ku lantang berbisik
tentang defenisi kebersamaan kita

biarlah arus ini mengalir tanpa terbendung ego,
biarlah bintang itu selalu nan gemerlap
karna bulan tak mungkin berpihak
pada pungguk yang selalu berharap

Malam ini aku hanya ingin ditemani sunyi
dan nyanyian jiwa-jiwa yg tersenyum dlm gelisah
karena kesunyian selalu mengajarkan aku
tentang makna sebuah kebersamaan

ditepian senja itu,
menemanimu, menemuinya....
semoga adalah sedeqah
yang tak perlu dengan pahala.....
karena sedeqah adalah bahagia,
tak mesti kompensasi pahala




Dibatas kota Daeng, 15 Juni 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar